Tuesday, April 06, 2004

Bank Dunia Beri Pinjaman Rp980 Miliar kepada PDAM (The World Bank to give Rp980 billion loan to PDAM)

Source: Media Indonesia Online: "Bank Dunia Beri Pinjaman Rp980 Miliar kepada PDAM



JAKARTA (Media) : Bank Dunia akan memberikan pinjaman Rp980 miliar untuk membiayai peningkatan kualitas air minum yang dikelola oleh beberapa perusahaan air minum di Indonesia. Secara teoritis, dibutuhkan dana investasi air minum Rp5 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan.

Menurut Ketua Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Ridwan Syahputra Musageni, kebutuhan investasi untuk menjangkau sekitar 80% wilayah di Indonesia mencapai Rp50 triliun hingga 10 tahun ke depan. Investasi itu diperlukan untuk membiayai perbaikan infrastruktur yang telah membutuhkan perbaikan. Selain itu juga untuk memperluas cakupan wilayah yang akan dilayani.

English Translation

Jakarta (Media): the world Bank will give the loan Rp980 billion to finance the increase in the quality of the drinking water that was carried out by several drinking water companies in Indonesia. Theoretically, was needed the fund of drinking water investment Rp5 trillion per the year during 10 years in the future.

According to all the Indonesian Chairman of the Drinking Water Company (Perpamsi) Ridwan Syahputra Musageni, the requirement for investment to reach out around 80% the territory in Indonesia reached Rp50 trillion till 10 years in the future. The investment was needed to finance the improvement of the infrastructure that needed the improvement. Moreover also to widen the territory scope that will be served.


'Kami sangat menghargai komitmen bantuan yang diberikan Bank Dunia untuk pengembangan air minum dan sanitasi di Indonesia. Terus terang kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang masih kesulitan pendanaan membuat proyek peningkatan mutu air tidak bisa dilakukan oleh PDAM sendiri,' jelas Ridwan kepada Media, kemarin.
Pinjaman itu akan diberikan kepada tujuh PDAM yang ada di Makassar, Pontianak, Banjarmasin, Kendari, Cirebon, Lebak, dan Jambi.

Setiap tahunnya, pihak PDAM hanya bisa menyisihkan dana untuk investasi sebesar Rp230 miliar. Jumlah ini jauh lebih kecil dari kebutuhan dana yang mencapai Rp5 triliun per tahun.
Adapun kontribusi pemerintah saat ini masih rendah terhadap kebutuhan investasi di perusahaan air minum. Ini terlihat dari belum dilakukannya restrukturisasi terhadap utang PDAM seluruh Indonesia yang berjumlah Rp5,3 triliun. Padahal, bila utang itu belum direstrukturisasi maka tidak akan ada investor yang mau menanamkan modalnya di PDAM.
'Pemerintah bersedia mengeluarkan uang yang lebih besar buat sektor perbankan. Tetapi, untuk mengurusi utang PDAM saja tidak terealisa"