Friday, July 09, 2004

Waduk & Situ di Jabar Harus Dilestarikan (Damaged Reservoirs in West Java)

Source: Pikiran Rakyat 9/7/2004

Wagub, ”Saat Ini Sudah Banyak yang Rusak”

PURWAKARTA, (PR).-
Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) H. Nu'man A. Hakim mengakui kalau sekarang ini telah banyak waduk dan situ di Jabar yang mengalami kerusakan akibat terjadinya sedimentasi. Proses itu juga menurutnya terkait erat dengan kerusakan lingkungan di hulu dan sepanjang bantaran sungai yang mengalir ke waduk tersebut. Untuk itu, wagub meminta agar waduk dan situ tersebut kembali dilestarikan.

Wagub Jabar mengatakan hal itu saat pembukaan Rapat Koordinasi Panitia Pelaksana Tata Pengaturan Air (PPTA) di Wilayah Sungai Citarum, Kamis (8/7) bertempat di Gedung Serbaguna Graha Vidya Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta. Hadir dalam kesempatan itu Kepala Badan Koordinasi Wilayah Purwakarta Drs. H. Unang Sunarya, para bupati dari 13 kab./kota yang daerahnya dialiri Sungai Citarum, serta Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, Ir. Tjetjep Sudjana.

Lebih lanjut wagub mengungkapkan akibat sedimentasi, selain terjadinya kerusakan juga sangat berpengaruh terhadap umur waduk. "Akibat sedimentasi, umur waduk menjadi pendek dan efeknya akan berdampak luas bagi kehidupan kita," ungkapnya.

Selanjutnya dampak dari sedimentasi itu juga dapat menyebabkan kerugian dalam bidang prasarana irigasi karena selain mengurangi kapasitas pengaliran air juga dapat menyulitkan operasi jaringan irigasi di musim kemarau serta meningkatkan biaya operasi dan pemeliharaannya.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, menurut wagub pihaknya telah melakukan upaya seperti pemulihan lahan kritis melalui Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dengan target Jabar harus bisa mewujudkan 45% kawasan lindung.

Hadapi kemarau

Sementara itu, menurut wagub akibat terjadinya banjir, longsor, dan bencana alam lainnya selain merusak harta benda masyarakat juga merusak prasarana irigasi dan kerusakan itu diperparah dengan kurangnya upanya pemeliharaan yang disebabkan terbatasnya sumber dana dan sumber daya manusia.

Ia juga mengakui kalau pengelolaan irigasi sekarang ini masih menghadapi permasalahan yang disebabkan sumber air yang makin menurun, areal sawah yang makin menipis, serta SDM pengelola irigasi yang semakin berkurang. Untuk menanggulangi masalah itu, perlu meningkatkan ketersediaan air melalui operasi dan pemeliharaan waduk, rehabilitasi situ dan bendung, pembangunan waduk atau embung baru, mempertahankan kondisi jaringan irigasi yang ada, dan membangun irigasi baru.

Dalam menghadapi musim kemarau tahun 2004 sekarang ini wagub mengharapkan kepada pihak terkait untuk melaksanakan upaya pemeliharaan prasarana irigasi sehingga pada saatnya nanti jaringan dapat dioperasikan semaksimal mungkin. "Tidak lupa juga kita harus bisa mengendalikan penggunaan air pada waduk atau tampungan air lainnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Bakorwil Purwakarta Drs. Unang Sunarya yang juga selaku ketua penyelenggara mengungkapkan rapat tersebut dimaksudkan dalam rangka melaksanakan koordinasi tata pengaturan air di wilayah Citarum. Rapat itu juga bertujuan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kekeringan pada musim kemarau di wilayah Sungai Citarum.