Thursday, July 01, 2004

Wali Kota Marah Besar Cikapundung Masih Kotor

Source: Pikiran Rakyat 1/7/2004

Dada, "Tidak Ada Toleransi, Cikapundung Harus Bersih!"
BANDUNG, (PR),Pemerintah Kota Bandung tidak akan memberi toleransi kepada siapa pun yang mencoba mengotori lagi Sungai Cikapundung. Untuk itu, Wali Kota Dada Rosada minta semua pihak mendukung program "Cikapundung Bersih", yang sudah berlangsung lima bulan.

"Sekarang tidak ada lagi toleransi. Cikapundung harus bersih!" tandas Dada dengan nada tinggi, setelah melihat masih banyaknya tumpukan sampah di daerah aliran sungai (DAS) Cikapundung, Rabu (30/6).

Hari itu, wali kota bersama Direktur Umum PT Bank Jabar, Uce K. Suganda, dan Direktur Utama PT Pikiran Rakyat Bandung (PRB)/Pemimpin Umum H.U. Pikiran Rakyat, H. Syafik Umar, menyusuri Cikapundung menggunakan perahu karet. Dada terlihat marah karena sungai yang membelah Kota Bandung itu ternyata masih kotor. Tumpukan kardus dan barang-barang bekas milik pemulung berserakan di mana-mana. Di aliran sungai pun sampah masih terlihat.

Tidak tahan menyaksikan pemandangan sareukseuk itu, wali kota dan rombongan langsung turun mengangkati tumpukan kardus dan barang rongsokan dari DAS Cikapundung.

Pemilik barang rongsokan itu, Ayat (42) dan Ny. Kokom (39), warga Kec. Ciwidey, Kab. Bandung, sempat minta waktu sehari untuk memindahkannya. Namun, Dada tetap memerintahkan Satpol PP untuk memindahkan barang-barang itu.

Rombongan wali kota terjun kembali ke Cikapundung merupakan rangkaian kegiatan "Bakti Sosial Bank Jabar-Cikapundung Bersih 5 Viaduct Bandung". Kegiatan itu melibatkan 514 orang dari berbagai elemen masyarakat.

Usai pembersihan tumpukan kardus dan barang-barang rongsokan Uce K. Suganda memutuskan untuk memelihara kawasan sungai sekitar jembatan Cikapundung tersebut, termasuk akan mengangkat lumpur akibat sedimentasi (pendangkalan) pada aliran sungai tadi.

Secara umum, kegiatan ini diharapkan mampu membersihkan dan mengangkat sedimentasi sebanyak 300 m3 lumpur dan 100 m3 sampah di sepanjang 110 meter aliran Sungai Cikapundung.

Uce K. Suganda menjelaskan, keterlibatan Bank Jabar dalam kegiatan gerakan Cikapundung Bersih merupakan wujud peduli sosial serta turut ambil bagian dalam pelestarian lingkungan. Sebab, keberadaan Cikapundung sangat berarti bagi masyarakat Kota Bandung.

"Kalau kondisi Cikapundung tidak cepat dibersihkan, maka dampaknya tentu akan dirasakan masyarakat Bandung. Untuk itu, kami ikut berpartisipasi mendorong bagaimana gerakan Cikapundung bersih terus bergulir," ujarnya.

Tentang konsep penataan Cikapundung, Uce memberikan gambaran agar ke depan pengelolaan Cikapundung sepanjang 15 kilometer melibatkan pihak swasta. Artinya, jika pihak swasta diberi tanggung jawab untuk menata dan mengelola satu kilometer saja, maka dibutuhkan 15 perusahaan swasta. "Hal ini jelas akan berdampak positif dalam penataan dan pengelolaan Cikapundung sehingga tetap bersih dan menarik untuk dipandang,"tukasnya.

Sementara itu, H. Syafik Umar mengatakan, gerakan Cikapundung Bersih merupakan program yang patut mendapat dukungan dan perlu dilakukan secara simultan, termasuk memberi pemahaman kepada warga. Sebab, hingga saat ini kesadaran warga masih kurang. Buktinya, masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai.

Dalam gerakan Cikapundung Bersih kemarin juga diserahkan penghargaan kepada dua orang penjaga pintu air Cikapundung berupa uang tunai masing-masing Rp 1 juta.