Thursday, August 19, 2004

Ribuan Warga Cibingbin Kesulitan Air Bersih (Thousands of citizens in Cibingbin, Kuningan, have difficulties with clean water)

Source: Pikiran Rakyat

Struktur Tanah tidak Bisa Jadi Resapan Air

KUNINGAN, (PR).-
Ribuan warga dari Kampung Cangkuang, Sindangsari, dan Kondangmekar, Desa/Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan, mengeluhkan krisis air bersih yang kini tengah melanda ketiga perkampungan tersebut. Bahkan menurut sejumlah warganya, keluhan sulitnya mendapatkan air bersih di Dusun Wage desa tersebut tidak hanya dirasakan pada musim kemarau, tetapi juga di musim hujan.

English Translation

The structure of the Land could not be the Water Absorption

KUNINGAN, (PR).
- Thousands Of citizens from the Cangkuang Village, Sindangsari, and Kondangmekar, the Village/the Subdistrict Cibingbin the Kuningan Regency, complained about the clean water crisis that currently strikes the three settlements. Moreover according to several of his citizens, the difficulty complaint obtained the clean water in the Wage Village of this village only was not felt in the dry season, but also in the rain season.


Pengamatan dan keterangan yang dihimpun "PR" di tiga kampung tersebut, Rabu (18/8) menunjukkan, untuk memenuhi kebutuhan air minum dan keperluan air rumah tangganya, warga setempat terpaksa harus meminta dan mengangkut air dari sumur-sumur gali milik penduduk di luar kampungnya yang berjarak antara 200 hingga 500 meter. Di ruas-ruas jalan menuju tiga perkampungan penduduk tadi, "PR" juga kerap menemui sejumlah warga yang tengah memikul dan mendorong roda berisi jeriken air.

"Usaha mencari air seperti ini, tidak hanya dilakukan warga di sini pada siang hari saja Pak. Kalau tidak percaya, coba malam-malam bapak datang ke sini, pasti akan banyak menemukan warga di tiga kampung ini yang sedang berusaha mencari dan mengangkut air seperti ini," ujar salah seorang ibu rumah tangga warga Dusun Cangkuang yang sedang menjinjing jeriken besar berisi air yang diambilnya dari sumur penduduk di Kampung Sukamekar berjarak sekira 400 meter dari kampungnya.

Kondisi memprihatinkan yang dialami warga di tiga dari lima kampung di Dusun Wage Desa Cibingbin tersebut, juga dibenarkan oleh kepala dusun (kadus)-nya, Supena. Kadus Supena yang ditemui "PR", Rabu (18/8) menyebutkan, kesulitan air yang terus dirasakan warga di tiga kampung tersebut karena di lapisan bawah permukaan tanah pemukiman ribuan warganya itu rata-rata berisi lapisan cadas padat tanpa alur resapan air bawah tanah.

Minta perhatian

Keterangan tersebut juga diperkuat keterangan sejumlah warga di tiga kampung tersebut yang memiliki sumur gali di halaman rumahnya. Dikatakan mereka, sumur gali yang terdapat di tiga kampung, fungsinya tak lebih hanya sebagai penampung rembesan dan curahan air hujan serta hanya ada airnya pada musim hujan.

Supena menyebutkan, kesulitan akan air bersih di tiga kampung tersebut beberapa tahun lalu sebenarnya sempat tertolong dengan hadirnya jaringan pipa dan suplai air yang dibangun dan dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan sekira tahun 1995. Namun, lanjutnya, dengan alasan kekurangan air di sumbernya, pihak PDAM sejak tahun 1997 menghentikan kembali suplai airnya.

Menanggapi hal itu, Supena dan sejumlah warga di tiga kampung yang sempat menjadi pelanggan air PDAM serta sebagian besar warga di tiga kampung tersebut, meminta perhatian PDAM dan pihak-pihak terkait di Pemkab Kuningan, berupaya mengaktifkan kembali jaringan pipa PDAM tersebut, atau membangun jaringan pipanisasi air bersih dari sumber-sumber mata air lainnya yang terdapat di sekitar wilayah Kecamatan Cibingbin.

"Untuk itu pula beberapa tahun lalu, kami pernah mengajukan usulan ke PDAM Kuningan melalui pihak pengelola PDAM di wilayah Kecamatan Cibingbin, tapi sampai sekarang kami belum mendapat tanggapan," ujarnya.