Wednesday, September 29, 2004

Warga UPT BSM Sulit Mendapatkan Air Bersih (Citizens of UPT BSM have difficulty obtaining clean water)

Source: Pikiran Rakyat

KUNINGAN, (PR).-
Ratusan warga dari 200 kepala keluarga (KK) penghuni Unit Pemukiman Transmigrasi Bumi Sipat Mandiri (UPT BSM) di Desa Mekarjaya Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan, hingga saat ini masih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih baik untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK) maupun untuk air minum. Sementara itu, projek pengambilan air tanah berupa pembuatan sumur bor artesis di sekitar UPT BSM yang sedang digarap selama hampir sebulan terakhir, hingga saat ini belum mengeluarkan air.

English Translation

KUNINGAN, (PR).-
Hundreds Of citizens from 200 head of household (heads of households) occupants of the Unit of the Settlement of Earth Transmigration Sipat Autonomous (UPT BSM) in the Village Mekarjaya the Subdistrict Cimahi the Kuningan Regency, to at this time still experienced the difficulty of obtaining the clean water both for the need to bathe washed the toilet (MCK) and for the drinking water. In the meantime, projek the taking of the ground water took the form of the artesian production of the artesian well around UPT BSM that was wrought on during almost for the last month, through to at this time did not yet issue the water.


Sejumlah warga UPT BSM yang ditemui "PR" di lokasi transmigrasi lokal (translok) tersebut, Selasa (28/9), di antaranya Nasrun (25) menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, hampir seluruh warga UPT BSM kini hanya mengandalkan sebuah mata air di tepi Sungai Cisanggarung berjarak ratusan meter dari lokasi kompleks. Selain mata air tersebut, sumber air bersih yang ada di kawasan maupun di sekitar UPT BSM seperti sumur gali dan mata air lainnya sudah mengering akibat kemarau.

Seperti pernah diberitakan "PR" sebelumnya, untuk mengatasi krisis air bersih di kompleks translok baru di Kabupaten Kuningan tadi, pemkab setempat telah mengajukan dan mendapat bantuan dari pemerintah pusat berupa projek pengambilan air tanah (PPAT). Namun, PPAT yang dilakukan dengan cara membuat sumur bor artesis di sekitar UPT BSM yang dimulai sejak sekira sebulan yang lalu, pengerjaannya berjalan lamban.

Salah seorang pekerja dari pihak pelaksana pembuatan sumur artesis di UPT BSM, Didi (36) kepada "PR" menyebutkan, lambannya pengerjaan projek tersebut karena jenis lapisan tanah di lokasi pengeboran terbilang sulit ditembus mata bor. "Saking sulitnya, dalam waktu hampir sebulan hingga hari ini, kami baru bisa mengebor sedalam lebih kurang 45 meter dari 150 meter yang direncanakan, dan sudah empat kali ganti mata bor," ujarnya, lalu menyebutkan jika lapisan tanahnya mudah dibor, biasanya untuk menyelesaikan pengeboran sedalam 150 meter hanya memerlukan waktu paling lama tiga minggu.

Bak penampung

Dimintai tanggapan mengenai hal itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (DSDAP) Kabupaten Kuningan, Ir. Abdul Kodir menyebutkan, karena mengalami kesulitan pihak PPAT belakangan ini tengah melakukan lagi geolistrik di sekitar itu untuk mencari titik pemindahan lokasi pengeboran. "Menurut keterangan yang kami peroleh pengeboran yang sekarang sedang dilaksanakan kemungkinan tidak akan dilanjutkan dan akan dialihkan ke lokasi lain masih di sekitar UPT BSM," katanya.

Selain itu tambahnya, untuk mengatasi kesulitan air bersih warga UPT BSM, pihaknya kini tengah merencanakan untuk membuat bak penampung di sumber mata air yang saat ini dijadikan andalan warga UPT BSM. Yakni, di sekitar mata air yang berada di seberang DAS Cisangarung tadi.

Sementara itu, di UPT BSM puluhan anak usia sekolah dasar yang sempat berbulan-bulan terpaksa diberhentikan sekolah oleh orang tuanya, kini telah melanjutkan lagi sekolahnya. Untuk murid kelas 4 hingga kelas 6 melanjutkan sekolah ke SD di Desa Mekarjaya. Sedangkan untuk kelas 1 hingga kelas 3 kini diarahkan mengikuti pendidikannya di rumah kosong dan musala UPT BSM.

Terkait dengan itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sosial (Disnakertransos) Kuningan, Drs. Ir. Rusliadi, M.Si., yang ditemui "PR" Selasa (28/9) menyatakan, pihaknya telah mengajukan permohonan ke pihak Dinas Pendidikan Kuningan, untuk mendirikan bangunan SD di UPT BSM. Namun, tegasnya, hingga saat ini pihaknya belum mendapat jawaban dari dinas tersebut.