Tuesday, October 05, 2004

Delapan Wilayah Di Cekungan Bandung Mengalami Tanah Amblas. (Eight territories in the Bandung Basin experience vanishing land cover)

Source: Suara Karya

Kasubdit Geologi Tata Lingkungan Konservasi Air Tanah Departemen Pertambangan dan Energi, Ir. H. Danaryanto MSc menjelaskan ada 8 wilayah di Cekungan Bandung yang mengalami tanah amblas akibat eksploitasi air tanah untuk kegiatan industri. Ke delapan wilayah tersebut adalah Cimahi Selatan (52,4 Cm), Banjaran (17,9 Cm), Bojongsoang (19,1 Cm), Ujung Berung (6,6 Cm), dan Kota Bandung (8,4 Cm). Menurutnya, tanah amblas bisa dibuktikan dari keadaan bangunan sumur di bagian bawahnya yang mulai terbuka oleh permukaan tanah. Padahal semula bangunan dasarnya yang berhubungan antara sumur dengan permukaan tanah tertutup semen. Dia menilai wilayah kritis tanah lainnya adalah Padalarang, Leuwigajah, Sayati dan Majalaya.

English Translation

Kasubdit Geology and Energy of the Order of the Environment of Conservation of the Ground Water of the Department of the Mining, Ir. H. Danaryanto MSc explained had 8 territories in the Bandung Basin that experienced the land vanished resulting from the exploitation of the ground water for the industrial activity. To eight territories was Cimahi South (52,4 Cm), the Row (17,9 Cm), Bojongsoang (19,1 Cm), the Berung Tip (6,6 Cm), and the Bandung City (8,4 Cm). According to him, the land vanished could be proven from the situation of the well building underneath that began was opened by the surface of the land. In fact originally his basic building that was between the well in contact with the surface of the land was closed cement. He considered the critical territory of the other land was Padalarang, Leuwigajah, Slice and Majalaya.