Friday, October 08, 2004

PDAM Atasi Krisis Air di Cangkuang (PDAM overcomes water crisis in Cangkuang)

Source: Pikiran Rakyat

KUNINGAN, (PR).-
Kendati harapannya belum terpenuhi secara menyeluruh, masyarakat di Kampung Cangkuang Desa/Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan yang selama ini kerap dilanda krisis air bersih, kini mulai sedikit tertolong dengan hadirnya kucuran air bersih melalui pipanisasi air bersih darurat PDAM Kuningan. Dengan adanya pasokan air tersebut, masyarakat Kampung Cangkuang yang semula harus mengambil air dari sumber mata air yang berjarak hingga berkilo-kilo meter dari kampungnya itu, kini sedikit tertolong, meski untuk memperolehnya mereka terpaksa masih harus antre.

English Translation

KUNINGAN, (PR).
- Although his hope was not yet fulfilled comprehensively, the community in the Village Cangkuang the Village/the Subdistrict Cibingbin the Kuningan Regency that uptil now often is stricken by the clean water crisis, currently began seldom was helped with the attendance kucuran the clean water through pipanisasi the clean water the emergency PDAM Kuningan. With this existence of water supplies, the Cangkuang Village community that originally must take the water from the source of the spring that be at a distance to berkilo-kilo metre from his village, currently seldom was helped, although to receive him they be forced still must queue.


Direktur PDAM Kabupaten Kuningan, Setiawan Rukmana, menyebutkan air yang dalam sebulan terakhir dialirkan ke kampung tersebut, diambil dari sumber mata air Desa Cimara. ”Pemasangan pipa ke Kampung Cangkuang itu sifatnya hanya penanggulangan sementara. Biayanya mahal juga itu, lebih kurang habis Rp 200 juta,” ujarnya, sambil menerangkan dana sebesar itu bersumber dari bantuan APBN yang diperoleh pihaknya melalui Pemprov Jabar.

Seperti diberitakan ”PR” Agustus 2004, ribuan warga dari sekira 500 kepala keluarga di Kampung Cangkuang, Sindangsari, dan Kondangmekar, Desa/Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan, mengeluhkan krisis air bersih. Bahkan menurut sejumlah warga di tiga kampung itu, krisis air bersih di kampungnya itu tidak hanya dirasakan pada musim kemarau, tetapi juga di musim hujan.

Kondisi memprihatinkan yang dialami warga di tiga kampung bawahan Dusun Wage Desa Cibingbin itu, menurut Kepala Dusun Wage Supena, karena di lapisan bawah permukaan tanah permukiman warganya itu rata-rata terisi lapisan cadas padat tanpa alur resapan air bawah tanah. Karena itu, sumur gali yang terdapat di beberapa halaman rumah penduduk di tiga kampung itu pun, fungsinya tak lebih hanya sebagai penampung rembesan dan curahan air hujan, dan hanya ada airnya pada musim hujan.

Supena menyebutkan, kesulitan akan air bersih di tiga kampung tersebut beberapa tahun lalu sebenarnya sempat tertolong dengan hadirnya jaringan pipa dan suplai air yang dibangun dan dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan sekira tahun 1995. Namun, karena jaringan pipa PDAM di bagian hulu kerap mengalami gangguan, akhirnya sejak tahun 1997 PDAM menghentikan suplai airnya.