Suplai Air Bersih dari PDAM Menyusut (Clean water supply from PDAM Kab. Sumedang decreases)
Source: Pikiran Rakyat
SUMEDANG, (PR).-
Suplai air bersih dari PDAM Kab. Sumedang, khususnya ke wilayah perkotaan yang selama ini menggunakan jaringan distribusi dari sumber mata air Cipanteneun Cimalaka mulai seret. Bahkan, sekalipun pelayanan diberikan bergiliran, air yang keluar relatif sedikit, terkadang hanya suara angin yang keluar dari ujung keran.
English Translation
SUMEDANG, (PR).-
the clean Supply of the water from PDAM Kab. Sumedang, especially to the urban territory that uptil now made use of the network of the distribution from the Cipanteneun Cimalaka source of the spring began sluggish. Moreover, although the service was given took turns, the water that went out relatively few, occasionally only wind voices that went out from the end of the tap.
Menurut informasi yang dihimpun "PR", Rabu (20/10), pelayanan air bersih PDAM untuk wilayah kota, diberlakukan giliran dengan pembagian Sumedang Utara dan Sumedang Selatan. Meski demikian, tidak sedikit pelanggan gigit jari karena air yang ditunggu tak mengalir di rumah mereka.
Hal itu antara lain terjadi di daerah Kebon Kol, Empang, Cipada, kemudian sekitar Jalan Serma Muhtar, Pangeran Santri, bahkan Jalan P. Geusan Ulun. "Sepanjang siang hari, air PDAM tidak ngocor. Namun, sudah dua hari ini, air sama sekali tidak ngocor, yang terdengar hanya suara angin," ucap Wawan (35), warga di Jalan Geusan Ulun.
Kondisi lebih parah dialami warga di sekitar Perumahan Jatihurip karena letak daerahnya relatif lebih tinggi dari daerah lain. Air PDAM ke daerah ini belakangan sama sekali tidak mengalir. "Antren cukup panjang selalu terjadi di rumah warga yang kebetulan memiliki sumur.Belakangan kami mendapat bantuan air PDAM yang dikirim menggunakan mobil tangki," ucap Endi Rosyadi, warga Perum Jatihurip.
Kabag Humas PDAM Sumedang Cece W. Gumilar mengakui kondisi debit air PDAM belakangan semakin merosot. Penurunan itu terjadi di sumber mata air Cipanteneun dan Nanggorak. "Jika kondisi normal, debit air Cipanteneun mencapai 55 liter/detik, saat ini turun hanya 30 liter/detik. Juga Nanggorak, dari 60 liter/detik, turunjadi 22 liter/detik," jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Cece, untuk melayani konsumen di wilayah perkotaan, pihaknya terpaksa memberlakukan pelayanan sistem giliran dengan pembagian wilayah Sumedang Utara dan Sumedang Selatan. "Tapi, memang ada beberapa titik yang sama sekali tidak dapat mendapatkan air karena daerahnya tinggi," ujarnya.
Didrop mobil tangki
Diakui pula, dalam upaya memberikan pelayanan secara adil dan merata, pihaknya dihadapkan kepada persoalan dilematis. Pasalnya, untuk melakukan suplai air ke Perumahan Jatihurip itu, PDAM terpaksa mengorbankan suplai air untuk pelanggan di wilayah kota.
Dengan demikian, ketika dilakukan suplai ke Jatihurip, seluruh jaringan di perkotaan terpaksa ditutup. "Meski begitu, untuk suplai air dengan mobil tangki, kami tidak memungut biaya karena ini sebagai bentuk pelayanan kami kepada konsumen," ujarnya.
Jumlah pelanggan air PDAM Sumedang saat ini 25.553 konsumen, termasuk di Sumedang Utara dan Sumedang Selatan sekira 6.667 konsumen. Penurunan debit air, selain terjadi di sumber air Cipanteneun dan Nanggorak, juga dialami sumber mata air Goa Walet serta Cigendel.
<< Home