Friday, November 05, 2004

Memburuk, Pelayanan PDAM Kota Sukabumi (PDAM Service to City of Sukabumi Worsens)

Source: Pikiran Rakyat

SUKABUMI, (PR).-
Ribuan konsumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi mengecam kinerja perusahaan daerah tersebut yang semakin buruk. Masalahnya, pada saat musim hujan mulai tiba dan pemerintah daerah membangun sejumlah sumur artesis, pasokan air kepada pelanggan malah semakin tidak menentu. Lebih dari itu, kualitas air yang didistribusikan kepada pelanggan perumahan semakin buruk.

English Translation

Sukabumi, (PR).-
Thousands Of consumers of the Company of the Area of the Drinking Water (PDAM) the Sukabumi City criticised this achievement of the regional company that increasingly bad. The problem is, when the rain season began to arrive and the regional government built several artesian wells, water supplies to the customer was even increasingly uncertain. More than that, the quality of the water that was distributed to the housing customer increasingly bad.


Keterangan yang dihimpun "PR" menyebutkan, selama bulan September dan Oktober 2004 ini, pasokan air dari PDAM Kota Sukabumi kepada para pelanggannya di rumah-rumah semakin tidak menentu. Beberapa konsumen menyebutkan, memahami jika selama ini PDAM menggilir pendistribusian air sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Namun, akhir-akhir ini justru tidak demikian, tidak sedikit konsumen yang menerima pasokan tiga hari sekali dan itu pun pada tengah malam. Sehingga para pelanggan selain harus begadang terkadang menanti-nanti pasokan air yang justru belum tentu mengalir. Oleh sebab itu, konsumen PDAM memohon kepada Pemkot Sukabumi sebagai pemilik PDAM untuk mengantisipasi masalah tersebut dengan serius karena menyangkut kepentingan masyarakat luas.

Menanggapi keluhan konsumennya, Dirut PDAM Kota Sukabumi H.M. Suleaman Muchtar, S.H., S.Sos., M.M., mengakui semua kelemahan tersebut. Namun menurutnya, kelemahan itu bukan berkaitan dengan faktor teknis, tapi lebih karena faktor alam. Kekurangan air terjadi akibat mengecilnya volume air yang dihasilkan PDAM, sementara jumlah pelanggan semakin banyak.

Sulaeman memberikan contoh, sebelumnya dari tiga mata air yang diserap PDAM, yaitu dari kawasan Cinumpang Kadudampit, Cigadog dan Batukarut Sukaraja, sebelumnya masih mampu menghasilkan air sebanyak 514 liter/detik. Saat ini PDAM hanya bisa menyedot sebanyak 135 liter/detik. Sementara jumlah pelanggan PDAM yang harus dipasok setiap harinya mencapai 21.980 pelanggan. Sehingga dalam kondisi seperti itu, PDAM tidak bisa berbuat banyak kecuali harus menggilir pasokan air kepada para pelanggan.

Pemkot Sukabumi sebenarnya sudah mengantisipasi melalui pembangunan tujuh sumur artesis di beberapa wilayah, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Rata-rata air yang dihasilkan dari setiap sumur artesis tersebut hanya 5 liter/detik, sehingga jika normal secara keseluruhan hanya menghasilkan 35 liter/detik.

"Akibatnya, banyak pelanggan yang memang harus menerima kenyataan seperti itu. PDAM sudah berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi konsumen, tapi kenyataannya seperti yang saya gambarkan," ujar Sulaeman.

Solusi yang bisa mengurangi keluhan konsumen adalah melalui pasokan air secara langsung dengan truk-truk tangki milik PDAM. Setiap wilayah konsumen yang membutuhkan pasokan air bersih, bisa langsung menelefon ke PDAM untuk dikirim air bersih. Semuanya tidak perlu dibayar. Tapi untuk mengganti biaya BBM solar, masyarakat yang meminta air diharapkan memberikan pengganti BBM rata-rata sebesar Rp 15.000,00/tangki. "Jadi bagi masyarakat yang membutuhkan, segera telefon kami, dan kami siap datang dengan cepat," ujar Sulaeman Muchtar. Mengenai pelayanan kepada konsumen, dia menyatakan justru semakin ditingkatkan dan itu sudah menjadi tekad PDAM Kota Sukabumi.