Wednesday, December 08, 2004

Cirata Dikhawatirkan Jadi Sumber Penyakit (Worries about source of fish deaths in Cirata)

Source: Pikiran Rakyat



Dipenuhi Bangkai Ikan Mas dan Nila

CIANJUR, (PR).-
Perairan Danau Cirata sejak lima hari terakhir tercemar ribuan bangkai ikan mas dan nila yang mati akibat perubahan cuaca dan kualitas air yang buruk. Selain menyebarkan bau busuk yang menyengat, bangkai ikan yang dipelihara petani di jaring terapung (japung) dikhawatirkan menjadi sumber penyakit, karena dibiarkan memenuhi permukaan danau.

Dari hasil pengamatan "PR" di lapangan, para petani jaring terapung di Danau Cirata, seperti di Coklat, Jatinenggang, Cikidang, Bangbayang, Gandasoli, Cipicung dan Nusadua tampak kewalahan membuang bangkai ikan. Ikan yang mati itu terpaksa hanya dibuang keluar japung, sehingga hampir seluruh permukaan danau dipenuhi bangkai ikan yang mulai membusuk.

English Translation

Filled the Fish Carcass Mas and Nila

Cianjur, (PR).-
Cirata Lake waters since five last days most polluted thousands of fish carcasses Mas and indigo that died as a result of the change and the quality of the weather in bad water. Apart from spreading the stink that stang, the fish carcass that was maintained by the farmer in the floating net (japung) was worried to the source of the illness, because of being allowed to fill the surface of the lake.

From "PR" results of observation in the field, the net farmers were floating in the Cirata Lake, like in Chocolate, Jatinenggang, Cikidang, Bangbayang, Gandasoli, Cipicung and Nusa Dua of appearance was overwhelm threw the fish carcass away. The fish that died that be forced only was thrown away went out japung, so as almost all the surface of the lake was filled the fish carcass that began to rot.

Menurut keterangan Nurdin, petani ikan di daerah Cokelat, Kec. Mande, perubahan cuaca kali ini mengakibatkan sekira 20 ton ikan mas dan nila dari 15 unit japung mati secara mendadak di daerahnya.

"Sebenarnya kejadian kematian massal akibat cuaca sudah diperkirakan sebelumnya. Tetapi, kali ini sangatlah mendadak, sehingga kami tidak ada persiapan dan akibatnya 20 ton ikan mati," ujar Nurdin.

Ia menambahkan, kematian ikan terjadi Jumat (3/12) malam. Saat itu, ia melihat ikan naik kepermukaan dan tercium bau menyengat yang berasal dari air danau. Tak lama kemudian, ikan-ikan itu menggelepar dan mati.

"Bau yang menyengat seperti belerang tercium saat kejadian dan air danau warnanya menjadi hitam. Tak lama kemudian ikan kami yang ada japung mati secara serentak," kata Nurdin.

Belum terima laporan

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan ton ikan yang dipelihara di japung Waduk Cirata dalam lima hari terakhir mati secara mendadak. Penyebab kematian massal tersebut diduga karena faktor pergantian cuaca dan kualitas air yang buruk, akibat limbah dari sisa-sisa pakan di dasar danau yang naik kepermukaan.

Sekertaris Daerah Cianjur, H. Subarna S.H mengaku belum mengetahui kematian ratusan ton ikan milik petani di Cirata, karena belum menerima laporan. "Kami belum bisa melakukan apa-apa, karena masih menunggu laporan dari dinas teknis," kata Subarna.

Karena itu, Pemkab belum bisa menentukan langkah untuk menanggulangi masalah tersebut. Selama ini, masalah Cirata ditangani langsung Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Perizinan untuk jaring terapung dikeluarkan pemprov. Kami selama ini tidak mendapatkan masukan apa-apa," ujar Subarna.