Wednesday, December 08, 2004

Lagi, Mahasiswa Demo Tarif Air PDAM (More Student Demonstrations over PDAM Cirebon Water Tariff)

Source: Pikiran Rakyat




CIREBON, (PR).-
Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen di Cirebon, Selasa (7/12), kembali turun ke jalan menolak kenaikan tarif air PDAM yang dinilai mereka sangat memberatkan. Aksi unjuk rasa itu merupakan aksi lanjutan setelah kegiatan serupa yang dilakukan pada hari sebelumnya tidak mendapat respons positif dari Pemkot Cirebon maupun PDAM.

Mahasiswa berunjuk rasa dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua, berkonvoi mengelilingi kota seraya mengkampanyekan penolakan kenaikan tarif kepada masyarakat. Masyarakat tampak antusias menyambut aksi mahasiswa tersebut. Mereka bahkan mendukung sepenuhnya dan meminta mahasiswa terus beraksi menolak kenaikan tarif air itu. "Kita sudah susah makin susah. Kenaikan tarif ini sangat memberatkan. PDAM harus sadar kalau kenaikan ini akan menyengsarakan rakyat. Bagaimana dengan wakil rakyat di DPRD kok pada diam saja melihat rakyat sengsara," tutur Supri, warga Parujakan Kota Cirebon.

English Translation

Cirebon, (PR).-
Dozens Of students from various elements in Cirebon, Tuesday (7/12), again took to the streets refused the PDAM rise in the water tariff that considered by them to be very incriminating. The demonstration action was the further action after the similar activity that was carried out the previous day did not receive the positive response from Pemkot Cirebon and PDAM.

The student demonstrated by making use of the wheel vehicle four and the wheel two, berkonvoi surrounded the city while campaigning for the refusal of the rise in the tariff to the community. The enthusiastic appearance community welcomed the student's action. They in fact supportive fully and asked the student to continue to act refused the rise in the water tariff. "We have had difficulty increasingly was difficult." This rise in the tariff was very incriminating. PDAM must realise if this rise will torment the people. How with the representative of the people in DPRD how come to just silent saw the misery people, said Supri, the citizen Parujakan the Cirebon City.

Aksi unjuk rasa diikuti sejumlah elemen gerakan mahasiswa. Di antaranya, Aliansi Peduli Rakyat Cherbon (APRA-CHE), Forum Mahasiswa Cirebon (FMC), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon.

Berbeda dengan aksi sebelumnya dengan cara mendatangi kantor PDAM, balai kota, maupun DPRD, aksi mahasiswa kali ini hanya dalam bentuk orasi di tengah jalan raya sambil membagikan selebaran berisi kecaman sekaligus penolakan kenaikan tarif air PDAM.

Orasi pertama dilakukan di depan gedung PDAM Gunungsari. Kemudian berpindah ke perempatan lampu merah Jln. Siliwangi serta depan balai kota dan gedung DPRD. Dalam orasinya, mahasiswa menolak kenaikan tarif sebesar 40 persen yang mulai diberlakukan per tagihan rekening Desember 2004. Mereka mendesak kenaikan itu dibatalkan karena akan menambah kesengsaraan rakyat.

Mulai resah

Sementara itu, ribuan pelanggan PDAM Kota Cirebon mulai resah menyusul telah diberlakukannya kenaikan tarif air dalam tagihan rekening Desember 2004. Selain persoalan waktu pemberlakuan kenaikan tarif yang dinggap lebih awal, keresahan para konsumen ini juga terkait makin besarnya tanggungan Retribusi Pengelolaan Persampahan dan Kebersihan/Penyehatan Lingkungan (RPPK/PL) yang dibebankan ke konsumen melalui kenaikan tarif air tersebut.

Sebagian besar konsumen saat membayar tagihan air bulan Desember, mengaku kaget dengan besarnya tagihan yang membengkak hampir dua kali lipat. Mereka mengemukakan, seharusnya rekening Desember itu tagihannya pada rekening bulan Januari. "Ini sama saja kenaikan tarif itu berlaku sejak November, bukan Desember. Kami khawatir, kekeliruan ini justru disengaja dengan harapan nantinya uang kelebihan dari pembayaran konsumen dikorupsi ramai-ramai. Sebab, laporan keuangan tahunan tercatat bulan Desember yang tagihannya bulan Januari 2005," ujar mereka.

Direktur PDAM Kota Cirebon, Ir.H. Santoso Aman, M.M. melalui Direktur Umum, Ayu Dharliana, S.E., M.M. tetap bersikukuh soal pemberlakukan kenaikan tarif yang dibebankan per tagihan Desember 2004 itu. Dituturkan, tagihan itu sudah sesuai prosedur dan sudah disesuaikan dengan kenaikan secara nasional.