Saturday, December 18, 2004

Sungai Cipanyeran Meluap Ratusan Rumah Terendam (Flooding of Cipanyeran River, Tasikmalaya)

Source: Pikiran Rakyat




Genangi 60 ha Sawah dan 4 Jembatan Rusak

TASIKMALAYA, (PR).-
Akibat curah hujan cukup tinggi dari malam hingga dini hari Jumat (17/12), aliran Sungai Cipanyeran, meluap dan merendam ratusan rumah warga di tiga desa masing-masing Ciandum, Ciheras, dan Cipanas Kec. Cipatujah Kab. Tasikmalaya. Selain rumah warga, banjir juga menggenangi sekira 60 ha areal pesawahan dan merusak empat jembatan. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, hanya satu rumah milik Usup warga Ciheras hanyut terseret air.

English Translation

Flood 60 ha the Paddy-field and 4 bridges Rusak

Tasikmalaya, (PR).-
Resulting from the rainfall quite high from the night to dawn Friday (17/12), the Cipanyeran River current, overflowed and soaked hundreds of the citizen's houses in three their respective Ciandum villages, Ciheras, and Cipanas Kec. Cipatujah Kab. Tasikmalaya. Apart from the citizen's house, the flood also flooded approximately 60 ha the area pesawahan and damaged four bridges. There were no fatalities in the disaster, only one Usup property house of the citizen of washed away Ciheras was dragged water.


Menurut informasi yang diperoleh dari petugas piket di Kecamatan Cipatujah menyebutkan air sungai mulai meluap Jumat dini hari sekira pukul 1.00 WIB. Kemudian secara berangsur merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian air bervariasi, khusus rumah penduduk yang ada disekitar aliran sungai, rendaman air sekira 2 meter.

Ais, salah seorang warga setempat mengungkapkan musibah banjir datang tiba-tiba, tanpa diduga warga begitu besar seperti layaknya banjir bandang. Beruntung ketika banjir bandang itu terjadi, warga berhasil menyelamatkan diri dengan mengungsi ke lokasi aman di sekitar kompleks perkebunan.

Apabila dibanding banjir bandang yang terjadi pada pertengahan November lalu, banjir kali ini lebih besar. Ketika itu rumah warga yang terendam sekira 78 rumah, pada banjir kali rumah warga yang terendam bertambah luas mencapai ratusan unit, tersebar di tiga desa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Cipatujah, musibah banjir itu telah melanda beberapa kampung di tiga desa yaitu Ds. Ciandum jumlah rumah yang terencam sekira 159 rumah, Ds. Ciheras sekira 30 rumah, dan Ds. Cipanas 50 rumah.

Khusus di Desa Ciandum, musibah banjir itu melanda enam kampung meliputi Citanuwangsa dengan 24 unit rumah yang terendam, Batununggul 28 rumah, Kulur 22 rumah, Cisalam 20 rumah, Cigintung 23 rumah, dan Cikondang 42 rumah. Selain rumah warga, banjir bandang itu juga telah menggenangi areal lahan sawah seluas 60 ha dan menghanyutkan sejumlah ternak milik warga.

Malah jalur ke kampung itu terputus karena jembatan Batugeni sepanjang 30 meter hanyut terbawa arus. Selain jembatan itu Jembatan Batununggal pun rusak. "Akibat derasnya arus sungai, dua rumah panggung milik warga di Kampung Kulur rusak terseret arus air," papar Yono salah seorang petugas piket di Kecamatan Cipatujah, kemarin.

Kedua rumah itu, lanjutnya masing-masing berukuran 4x6 meter milik Eri (50) dan ukuran 5x8 meter milik Yoyo (48). Selain rusaknya dua rumah warga, empat kerbau dan beberapa jembatan rusak akibat diterjang aliran air sungai yang cukup deras. Kemudian luapan air sungai juga telah merendam sekira 25 ha sawah dan 40 buah kolam milik warga setempat.

Meluapnya air sungai diduga disebabkan tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Kamis malam. Dan air mulai meluap Jumat dini hari sekira pukul 1.00 WIB. Kemudian secara berangsur merendam ratusan rumah warga. Pada saat air mulai menggenangi rumah, sebagian warga langsung mengungsi menempati daerah aman.

Mengungsi

Melihat genangan air masuk rumah terus semakin tinggi, para penghuni rumah berusaha menyelamatkan barang berharga milik mereka. Awalnya mereka berusaha tetap bertahan di rumah masing-masing. Akan tetapi air terus bertambah tinggi, sehingga memaksa mereka mengungsi dan menempati tempat penampungan di perumahan milik perusahaan perkebunan karet.

Akan tetapi banjir tersebut mulai surut kembali sekira pukul 6.00 WIB. "Banjir ini mendadak, seperti banjir bandang mulai merendam rumah warga Jumat dini hari sekira pukul satu. Kemudian memasuki siang hari air berangsur mulai surut lagi," kata Yono.

Tidak lama setelah kejadian, lanjutnya, peristiwa itu langsung dilaporkan ke Pemkab Tasikmalaya. Sore harinya, Sekda Tasikmalaya Drs. Akhmad Saleh K. didampingi beberapa pejabat, termasuk dari bagian sosial sudah berada di lokasi meninjau langsung lokasi musibah banjir yang menimpa kecamatan Cipatujah.

Saat dihubungi usai meninjau lokasi banjir, Sekda mengungkapkan penyebab musibah bandang itu, diduga karena hutan di daerah itu sudah banyak yang gundul. Sehingga begitu hujan deras turun, air langsung mengalir tidak tertahan atau terserap tanah.

Setelah melihat lokasi, selain memberikan bantuan kepada warga yang terkena musibah Pemkab. Tasik juga tengah mengupayakan perbaikan jembatan yang rusak akibat musibah banjir sebelumnya. "perbaikan jembatan dan jalan disana sudah diusulkan ke provinsi. Malah beberapa hari lalu, dari Komisi D DPRD Jabar sudah melakukan peninjauan ke lokasi. Mudah-mudahan saja perbaikan jembatan di sana bisa dilakukan dalam waktu dekat," ungkapnya.

Siang hari banjir yang menggenangi rumah warga berangsur surut. Malah warga yang sempat mengungsi sementara, sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara itu berdasarkan hasil pendataan aparat desa setempat nilai kerugian material yang dialami warga diperkirakan mencapai 350 juta.

Menurut Agus Komarudin sekretaris desa setempat, musibah banjir sebesar ini baru pertama kali terjadi menimpa daerahnya dan di luar dugaannya.