Thursday, February 03, 2005

Penyaring PDAM Tak Mereduksi

Source: Pikiran Rakyat



SUMEDANG, (PR).-
Keruhnya pasokan air PDAM Kabupaten Sumedang yang sempat terjadi dan dikeluhkan oleh para pelanggannya di beberapa kawasan seputar Sumedang kota hampir sepanjang Senin (31/1), terjadi akibat bak-bak penyaring air di sumber pengolahan air PDAM yang berada di Blok Nangorak, Kecamatan Sumedang Selatan, tak mampu mereduksi tingkat kekeruhan air dari sumbernya.

Hal itu dijelaskan pihak PDAM melalui Direktur Umumnya, Rd. Moch. Taufik S, serta Kabag Humas dan Langganan (Kahublang), Cece Wahyu Gumelar, menjawab pertanyaan ”PR” mengenai penyebab keruhnya suplai air PDAM.

English Translation

SUMEDANG, (PR).-

Turbid PDAM water supplies, the Sumedang Regency, that could happen and was complained about by his customers in several regions around Sumedang of the city almost for the length of Monday (31/1), happened resulting from basins of the water filter in the PDAM source of the processing of water that was in the Nangorak Bloc, the Subdistrict Sumedang South, could not mereduksi the level kekeruhan water from his source.

That was explained by the PDAM team through Umumnya Director, Rd. Moch.S Taufik S, as well as Kabag public relations and the Customer (Kahublang), Cece Wahyu Gumelar, answered the ”PR” question concerning his turbid cause of the PDAM supply of water.


Moch. Taufik maupun Cece Wahyu Hidayat, ditemui terpisah di kantor PDAM Sumedang, Selasa (1/2) menerangkan, di tempat pengolahan air baku PDAM yang mengolah air dari Sungai Cileuleuy di Blok Nangorak, terdapat enam bak penyaring. Jika dalam kondisi normal keenam bak tersebut berkemampuan menyaring air baku dengan tingkat kekeruhan maksimum 500 NTU.

Sementara, tingkat kekeruhan air dari Sungai Cileuleuy yang masuk ke sistem bak penyaringan Blok Nangorak pada Senin (31/1), menurutnya terukur hingga mencapai 800 NTU. "Selain itu, debit air baku dari Sungai Cileuleuy yang masuk ke sistem pengolahan air Blok Nangorak sempat meningkat hingga 200 liter per detik."

"Sedangkan kapasitas kemampuan mengolah air dari keenam bak penyaringnya maksimal hanya untuk 100 liter per detik. Namun masalah ini, kemarin sudah kami atasi dengan membatasi debit inputnya," tutur Moch. Taufik.

Terkait dengan itu, Cece kepada ”PR” menjelaskan, selain masalah tadi, kemampuan sistem penyaringan air di Blok Nangorak itu belakangan sudah menurun drastis. Bahkan menurutnya, empat bak di antaranya kini nyaris tak mampu lagi berfungsi sebagai penyaring.

"Keruhnya air yang tersuplai ke para pelanggan kemarin, karena bak penyaring di Nangorak yang bisa kami fungsikan kemarin hanya dua bak, yang lainnya sudah tak mampu menyaring. Untuk menormalkan kembali fungsi penyaringan air di ke-empat bak tersebut, kami harus mengganti pasir kuarsanya, dan itu sekarang sudah mulai kami lakukan," ungkapnya.

Ditambahkan selain ada masalah di sistem pengolah air, berupa keruhnya air yang disebabkan adanya peningkatan kekeruhan air di sungai Cileuleuy. Dia menduga hal itu terjadi, karena adanya peningkatan erosi lahan di sepanjang daerah bantaran sungai Cileuleuy.