Monday, March 28, 2005

Cekungan Bandung Kritis (Bandung Basin Critical)

Source: Pikiran Rakyat



Dihentikan, Izin Pengambilan Air Bawah Tanah di 3 Wilayah

BANDUNG, (PR).-
Kondisi cekungan Bandung sudah sangat kritis, sehingga pengawasan pengambilan air bawah tanah (ABT) di zona ini akan diperketat. Bahkan untuk tiga wilayah, yakni kawasan Ujungberung, Leuwigajah dan Dayeuhkolot, pemerintah tidak akan lagi mengeluarkan izin pengambilan ABT. Sedangkan untuk sumur yang sudah ada, volumenya diperkecil.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Jawa Barat, H. Ismail Hasjim saat dihubungi "PR", Minggu (27/3). Hal yang sama juga diungkapkan Ismail usai Rapat Koordinasi Bidang Pertambangan dan Energi se-Jabar di Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Jabar, Rabu pekan lalu.

English Translation

Stopped, Underground Permission of the Taking of Water in 3 territories

Bandung, (PR) -
the Bandung Condition for the basin has been very critical, so as the underground supervision of the taking of water (ABT) in this zone will be tightened. Moreover for three territories, namely the Ujungberung region, Leuwigajah and Dayeuhkolot, the government still does not dismiss taking permission ABT. Whereas for the available well, his volume was reduced.

Was like this it was said the West Javanese Section Head of the Mining of the Province, H. Ismail Hasjim when being contacted by "PR", on Sunday (27/3). The same thing was also revealed by Ismail after the Meeting and Energy of the Co-ordination of the Mining Field of more than one West Java in the Office and West Javanese Energy of the Mining Service, Wednesday last week.


Menurut Ismail, kondisi ABT di cekungan Bandung sudah sangat kritis. Untuk itu, Dinas Pertambangan melakukan penertiban terhadap kegiatan pengambilan ABT yang dilakukan persorangan, kelompok masyarakat maupun badan usaha yang tidak berdasarkan ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Penertiban dilakukan secara berkala dengan memeriksa izin pengambilan ABT. Apabila diketahui tidak ada izin, demikian Ismail, pihaknya akan segera menutup sumur ABT itu. "Kami sudah beberapa kali menutup sumur bor liar, karena kalau dibiarkan akan merusak lingkungan khususnya ketersediaan ABT di cekungan Bandung."

Namun, lanjutnya, ketentuan itu kadang susah diterapkan apabila pengambil ABT itu adalah pengusaha kecil seperti pemilik rumah makan. Karena, kalau ditutup, usaha mereka tidak akan jalan lagi. Kendati demikian, untuk kondisi-kondisi tertentu, yang keadaannya sudah benar-benar kritis seperti di kawasan Ujungberung, Dayeuhkolot dan Leuwigajah, penertiban itu dilakukan secara ketat dan tidak ada yang dipilah-pilah.

"Bahkan, untuk tiga wilayah itu, tidak lagi dikeluarkan izin pengambilan ABT," kata Ismail. Ia menambahkan, "Kami pernah menolak pengajuan izin dari sebuah perusahaan tekstil di Ujungberung, karena kondisi ABT di daerah itu memang sudah sangat kritis."

Dikurangi 10%

Selain penertiban dan pengawasan, pihak pemerintah provinsi juga melakukan daftar ulang terhadap perusahaan atau perseorangan yang mengambil ABT. Daftar ulang yang dilakukan dua tahun sekali itu dimaksudkan untuk mengetahui secara jelas jumlah pengambil ABT sekaligus melakukan pengendalian. "Pada saat daftar ulang itu kami melakukan pengurangan debet air sebesar 10%. Hal itu dimaksudkan untuk mengen¬dalikan air tanah," ujar Ismail.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jabar, Nu'man A. Hakim saat membuka Rapat Koordinasi Bidang Pertambangan se-Jabar mengungkapkan, air bawah tanah khususnya di cekungan Bandung harus dikendalikan. Ia juga menginstruksikan agar Dinas pertambangan memberi sanksi tegas kepada pencuri ABT. "Perusahaan kadang mempunyai 3-4 sumur bor ABT. Satu sumur didaftarkan, yang lainnya gelap, kadang sumur bor itu disimpan dibalik meja direkturnya dengan tujuan akan tidak ketahuan," katanya.

Nu'man menekankan masalah ABT cekungan Bandung benar-benar harus ditangani serus. "Kami sempat dipanggil oleh Komisi VIII DPR RI menanyakan keseriusan penanganan air bawah tanah cekungan Bandung. Apabila kondisi ABT dibiarkan terus kritis, tidak akan lama lagi ABT akan habis dan selanjutnya Bandung akan kekurangan air yang hebat," katanya.