Wednesday, March 30, 2005

Kabupaten Magelang Terancam Krisis Air (Magelang regency threatened by Water Crisis)

Source: Suara Merdeka



Suara Merdeka 30Maret 2005

BOROBUDUR - Kabupaten Magelang terancam krisis air menyusul kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air. Indikasinya, antara lain debit air tiap tahun terus menurun sedangkan kebutuhan air di luar irigasi terus meningkat.

''Agar tidak muncul konflik penggunaan air, Pemkab wajib mengakomodasi kedua kepentingan secara serasi,'' pinta Bupati Magelang Ir H Singgih Sanyoto, kemarin.

Dia menyebutkan adanya permintaan pasokan air baku dari DIY. Untuk itu, pihaknya berkerja sama dengan PT Teknik Gama Prawandha mengadakan penelitian potensi lima mata air yang kemungkinan bisa disuplai ke DIY.

English Translation

Borobudur - the Magelang Regency was threatened with by the water crisis following environmental damage in the area of the arrest of water. The indication is, including the water debit each year continued to descend whereas the requirement for water apart from the irrigation continued to increase.

'In order to not emerge the conflict of the use of water, obligatory Pemkab mengakomodasi the two interests in a harmonious manner,' requested the Magelang Regent Ir H Singgih Sanyoto, yesterday.

He named the standard existence of the request of water supplies from DIY. for that, his side berkerja was the same as Technical PT Gama Prawandha held the potential research of five springs that the possibility could be supplied to DIY.


Tiga mata air di Kecamatan Candimulyo, yaitu Tuk Lanang dan Tuk Putri di Desa Tampir Kulon, serta Kanoman (Sidomulyo). Kemudian Tuk Mudal di Sawangan dan Gending (Mertoyudan).

Dr Ir Joko Sujono dari PT Teknik Gama Prawandha mengungkapkan, kebutuhan air baku DIY 500 liter/detik dan bisa dipenuhi tuk di Gending, Kanoman, dan Mudal. Namun konsekuensinya, pasokan ke Mertoyudan dikhawatirkan berkurang dari 200 liter/detik menjadi 68 liter/detik.

Alternatif kedua, semua mata air dibiarkan apa adanya untuk menunjang pemanfaatan di masa yang akan datang serta untuk pengembangan Kabupaten Magelang khususnya Candimulyo dan Mertoyudan.

Hal itu memberikan pilihan DIY untuk memanfaatkan air baku Kali Progo lewat Bendung Karang Talun.

Permintaan DIY hanya dipasok oleh Gending 68 liter/detik, Kanoman 158 liter/detik, Tuk Lanang 154 liter/detik, Tuk Putri 60 liter/detik, dan Mudal 60 liter/detik.

''Ketiga pilihan di atas menimbulkan dampak pengurangan air irigasi Selokan Mataram dan Van Der Wijck,'' ujar Joko.

Untuk itu, perlu dibuatkan profil mata air dan master plan pemanfaatan sumber air berdasarkan kesepakatan antara pemerintah dan masyarakat.

Bupati menginginkan, semua persoalan dievaluasi secara komprehensif. Besarnya potensi di lima mata air didiskusikan lagi sehingga diketahui validitas debit airnya.

''Untuk mengambil keputusan terhadap permintaan DIY, Tim Kabupaten Magelang perlu rapat,'' kata Singgih.

Namun, dia menyatakan setuju jika potensi air yang lebih terutama yang mengalir ke sungai dimanfaatkan untuk kepentingan pendapatan asli daerah (PAD).

Kasi Air Bersih dan Teknik Penyehatan DPU Kabupaten Magelang Budi Sumantri ST MM mengungkapkan perlunya kesamaan persepsi dan pemahaman tentang kondisi sumber mata air yang diteliti.

Dengan demikian, tidak menimbulkan dampak merugikan Pemkab Magelang maupun Pemprov DIY jika permintaan pasokan air bersih terpenuhi.