Monday, April 25, 2005

Air Tanah di Jakpus Mengandung Bakteri E Coli 43,5 Persen (Groundwater in Central Jakarta contains 43.5 percent E Coli)

Source: Sinar Harapan




Jakarta, Sinar Harapan Warga Jakarta Pusat (Jakpus) di Kelurahan Petamburan, Kelurahan Galur, Kelurahan Duri Pulo, dan Kelurahan Karang Anyar diharapkan tidak mengkonsumsi air tanah (sumur dangkal) untuk diminum. Karena, air tanah di wilayah itu, tercemar bakteri Eschercia Coli (E Coli) dengan kadar yang cukup tinggi, yakni 43,5 persen.

Kepala BPLHD Jakpus, Ny Anggraeni Dewi, menegaskan hal itu, kepada SH, saat dihubungi melalui ponselnya, Senin (25/4) pagi. ”Kalau untuk diminum sebaiknya menggunakan air PAM, karena kalau air tanah, kandungan bakteri E Colinya tinggi,” tegasnya.

Menurutnya, tingginya kandungan bakteri E Coli di empat kelurahan itu merupakan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan instansinya beberapa waktu lalu.

English Translation

Jakarta, Sinar Harapan ,Citizens of Central Jakarta in the Petamburan District, the Groove District, the Pulo Thorn District, and the Anyar Coral District was expected to not consume the ground water (the shallow well) to be drunk. Because, the ground water in the territory, most polluted the Eschercia Coli bacteria (E Coli) with the level of that quite high, that is 43,5 percent.
The head BPLHD Central Jakarta, NY Anggraeni the Goddess, stressed that, to SH, when being contacted through his cellular phone, on Monday morning (25/4). ”Kalau to be drunk apparently made use of Pam's water, because if the ground water, the content of the bacteria E Colinya tinggi,” he stressed.

According to him, the E Coli height of the content of the bacteria in four districts was results of the laboratory inspection that were carried out by his agency some time before.


”Saat itu pengambilan sampelnya untuk kawasan Petamburan dari empat lokasi, yakni RT 01/RW 05 dua titik, RT 03 satu titik, dan di kantor Kelurahan Petamburan satu titik. Untuk Galur bakteri E Coli ditemukan diempat lokasi yakni RT 01, 12, 13 dan 11. Sedangkan Duri Pulo juga di empat titik, yakni RT 02, RT 10, dan RT 15/RW 08 serta di RT 10/RW 06. Sementara di Karang Anyar di RT 05, RT 09/RW 06 dan RT 07/RW 05,” katanya.

Ditambahkan, untuk wilayah ini, bakteri E Coli banyak ditemukan di kawasan kumuh atau padat penduduk, tetapi jarang di kawasan yang sudah tertata. Munculnya E Coli menurut Anggraeni Dewi, merupakan indikator bahwa di wilayah itu lingkungannya sangat kotor, dan kumuh. Dimana, jarak antara sumur dengan septic tank sangat dekat, kalaupun jauh tetapi dekat dengan milik tetangganya, karena jarak antara rumah dengan lainnya hanya berbatasan tembok. Selain itu, air di lokasi tersebut sudah tercemar oleh limbah domestik.

”Jika kandungan E Coli nya masih berada pada standar baku mutu seperti yang ditetapkan Depkes, maksimal 50 per 100 ml, berarti airnya masih layak untuk diminum, tetapi karena di Jakpus kandungannya sudah mencapai 43,5 persen, berarti sudah tidak layak minum,” paparnya.

Sementara itu hasil penelitian laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menunjukkan bahwa air tanah di seluruh wilayah ini, mengandung bakteri E Coli rata-rata 41 persen. Dalam penelitian ini sampel air diambil dari seluruh wilayah.

Tertinggi

Menurut Kepala Seksi Promosi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Evi Zelfino, empat wilayah tertinggi tingkat pencemarannya adalah Jakarta Barat, di mana sekitar 93,3 persen sampel air tanah yang diuji tidak memenuhi syarat sebagai air minum.

Sedangkan Jakarta Pusat sekitar 43,5 persen, Jakarta Timur 26,2 persen, dan Jakarta Selatan sekitar 25 persen. Untuk mengantispasi hal tersebut, Dinas Kesehatan DKI terus berupaya melakukan penyuluhan tentang cara mensterilkan air secara sederhana melalui dua tahapan, yakni pembersihan fisik dan bakteri.

Pembersihan fisik dengan cara mendiamkan air sehingga kotoran mengendap atau air diberi bahan pengendap, seperti tawas. Pada tahapan ini, hampir 80 persen bakteri patogen yang ada di air akan mati. Proses ini membutuhkan waktu lebih kurang 5-15 menit. Sedangkan pembersihan bakteri dilakukan dengan cara mencampurkan Aquatabs ke dalam air. Aquatabs merupakan alat pembunuh bakteri berupa tablet berisi kaporit untuk mematikan bakteri patogen. Proses pembersihan membutuhkan waktu selama 30 menit sebelum air dimasak.