Friday, April 08, 2005

Warga Kamp. Pojok Alami Kekurangan Air (Citizens of Kamp. Pojok Alami lack water)

Source: Pikiran Rakyat




CIMAHI, (PR).-
Warga Kampung Pojok Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, yang berada di sekitar lokasi longsor sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, mengeluh karena suplai air bersih ke daerahnya tersendat. Padahal, sebagian di antara mereka mulai mengkhawatirkan kualitas air sumur yang mereka konsumsi. Terlebih lagi, setelah muncul penyakiti gatal-gatal yang menjangkit sebagian penduduk di sana.

Keterangan yang dihimpun "PR" di lapangan, Kamis (7/4), kurang lebih dua minggu lamanya, mereka sudah tidak lagi mendapatkan suplai air bersih dari Pemkot Cimahi. Padahal, semula, mereka sempat dijanjikan akan terus mendapat suplai air bersih. Namun, pasca musibah longsor TPA, suplai air bersih yang diberikan seminggu sekali, hanya mereka peroleh beberapa minggu.

English Translation

CIMAHI, (PR).-
Citizens of Warga Kampung Pojok Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, that were around the location of the landslide of the waste of the Place of the Disposal of the End (TPA) Leuwigajah, complained because the clean supply of water to his area was most stagnant. In fact, some of the they began to be worrying the quality of well water that they consumption. At first again, after emerging penyakiti very itchy that spread some inhabitants there.

Information that was assembled by "PR" in the field, on Thursday (7/4), approximately two length weeks, they no longer got the clean supply of water from Pemkot Cimahi. In fact, originally, they could be promised will continue to get the clean supply of water. However, post the TPA landslide disaster, the clean supply of water that was given a week very much, was only received by them several weeks.


"Kirang langkung kana dua mingĀ¬guna bantosan cai bersih teh teu aya sumping. Sakinten keneh kapungkur waktos aya bantosan jet pump, teu kakirangan, mung ngalana sok sieun kumaha onam. Maklum, terang kuanjeun, jarak sampah sareng rorompok mung sababaraha meter deui (Kurang lebih sudah dua minggu, pasokan air tidak ada datang. Masih men- ding ketika dulu ada bantuan jetpump, tidak kekurangan air. Hanya, untuk mengambilnya agak mengkhawatirkan, mengingat jarak rumah dengan sampah sangat dekat) " ujar warga RT 4 Kampung Pojok yang enggan disebutkan identitasnya, kepada "PR" kemarin.

Hal itu pun diakui Atang, warga RT 1 Kampung Pojok. Sudah beberapa minggu ini, ia menderita penyakit gatal-gatal hingga sebagian tangannya menderita borok-borok. Diperkirakan, itu akibat air sumur yang ia gunakan tercemar.

Hal itu diakui Ketua RT 4, Koswara. Menurut dia, sejumlah warganya sempat mengeluhkan penyakit gatal-gatal. Selain air, warga pun selalu mengeluhkan masalah ganti rugi atas sawahnya yang tertimbun longsoran sampah. Selama ini, kehidupan mereka bergantung pada sawah garapannya.

"Malihan bapak mah dugi didemo sagala ku warga. Disangkina, bapak kirang merjuangkeun cai ka pamarentah (Malah, warga mendemo bapak. Disangkanya bapak tidak memperjuangkan air kepada pemerintah)," kata Koswara.

Agar suplai air

Secara terpisah, Ketua Komisi A DPRD Kota Cimahi. M. Yahya Abdul Azis, ketika ditemui di Gedung DPRD Kota Cimahi, Jln. Gatot Subroto Cimahi, kemarin mengatakan, pemkot hendaknya kembali menyuplai air bersih dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Apalagi, sebagian warga sudah terjangkit penyakit gatal-gatal.

Selain itu lanjut Yahya, Pemkot Cimahi diminta melakukan tindakan darurat dengan mengamankan warga di sekitar lokasi bahaya I terhadap longsoran sampah. Bahkan, jika memungkinkan, selama belum ada upaya penanggulangan di lapangan, warga di sekitarnya diungsikan dengan memberikan uang kontrak sebagaimana yang diterima delapan kepala keluarga (KK) di sana.

"Tentunya, mereka tidak bisa tinggal berlama-lama di sana. Karena itu akan membahayakan kesehatan warga," ujar Yahaya.

Menyinggung bantuan sembako, menurut Yahya, itu hendaknya tidak diberikan insidental, namun diberikan secara terus- menerus. Mengingat, sebagian warga di sana kehilangan mata pencahariannya setelah sawah mereka tertimbun sampah.

Hal itu disampaikan Yahya menyikapi keluhan warga bahwa bantuan sembako ke Kampung Pojok tidak dilakukan secara rutin. Bahkan, bantuan tersebut diberikan setelah sebagian warga mengadu ke DPRD Cimahi atau ketika ada informasi akan ada Wali Kota Cimahi, atau tamu dari luar negeri berkunjung ke sana.