Monday, June 27, 2005

Antisipasi Kemarau, Disiapkan Cadangan Air Baku (Dry anticipation, Standard Water Reserve)

Source: Suara Merdeka

Suara Merdeka - 24 Juni 2005

SEMARANG- Ribuan meteran air dan jaringan PDAM di berbagai wilayah, diketahui bermasalah. Untuk itu, perusahaan daerah tersebut merencanakan merehabilitasi meteran air dan jaringan tersebut dalam waktu lima tahun.

Penjelasan tersebut disampaikan Dirut PDAM Ir Agus Sutyoso MSi, Senin (20/6) saat bersama jajarannya melakukan inspeksi mendadak di beberapa wilayah. Dia menjelaskan, meteran air bermasalah tersebut antara lain buram, ditempatkan tersembunyi, dan pengukurannya sudah tidak akurat.

English Translation

Semarang- Thousands Of water meters and the PDAM network in various territories, it was known had problems. So this regional company planned to rehabilitate the water meter and this network in time five years.

This explanation was sent by the Managing Director PDAM Ir Agus Sutyoso MSi, on Monday (20/6) during with his rank did the sudden inspection in several territories. He explained, this problematic water meter including the design, was placed was hidden, and his grating has been inaccurate.


Menurut dia, di Kota Semarang terdapat sekitar 134.000 pelanggan. Dari jumlah itu sekitar 15%, ternyata meteran airnya bermasalah. Meteran-meteran air semacam itu, antara lain terdapat di wilayah Semarang Utara di Perumahan Tanah Mas.

Warga di wilayah itu sering meninggikan rumah dan jalan untuk mengatasi persoalan rob. Akibatnya, pipa-pipa PDAM tertanam lebih dalam dan sulit dirawat. Selain itu letaknya juga banyak yang tertutup.

''Kami akan memperbaiki jaringan dan meteran air seperti itu. Namun, itu membutuhkan waktu lama, yakni sekitar empat sampai lima tahun,'' kata dia.

Air Baku

Saat diminta memberikan penjelasan tentang pasokan air baku untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM di Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk, diperkirakan bakal turun, menyusul datangnya musim kemarau. PDAM dan Dinas PSDA Jateng melakukan berbagai upaya antisipasi, antara lain mempersiapkan cadangan air baku untuk memasok IPA tersebut.

Agus Sutyoso menjelaskan, setiap hari IPA Kudu memperoleh pasokan air baku dari Waduk Klambu di Kabupaten Grobogan. Sedangkan Waduk Klambu memperoleh air dari Waduk Kedungombo. Pada musim kemarau tahun-tahun lalu, pasokan air dari Waduk Klambu untuk IPA Kudu mengalami penurunan. Hal itu mengakibatkan produksi IPA terbesar di Kota Semarang itu juga turun.

''Hingga hari ini (kemarin-Red), kami masih menggunakan pasokan air baku dari Bendung Klambu. Namun jika pasokan menurun, kami telah mempersiapkan cadangannya,'' ucap dia.

Suplesi atau cadangan air baku tersebut diambil dari Jatijajar, Gubug, Rowo Gubug, dan Semarang Oasther Leideng di Karangawen. Total pasokan air baku dari ke empat suplesi tersebut, sekitar 600 liter per detik sampai 800 liter per detik. Sementara pada saat normal, pasokan ke IPA tersebut sudah sekitar 950 liter per detik.

Staf Ahli Direksi PDAM RHS Heru Binowo menambahkan, pada saat musim hujan Waduk Klambu memasok air baku sekitar 1.500 liter per detik ke IPA Kudu. Namun dari jumlah itu, air yang masuk ke IPA hanya sekitar 950 liter per detik.