Tuesday, June 21, 2005

Presiden Ingatkan Masyarakat agar Hemat Air (President reminds community about saving water)

Source: Media Indonesia

Media Indonesia - 17 Juni 2005

WONOGIRI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan masyarakat agar tetap berhemat dalam penggunaan air karena ketersediaan air bersih makin berkurang.

"Tetap berhemat menggunakan air, jangan biarkan air terbuang percuma, jangan mubazir," kata Presiden Yudhoyono dalam peresmian penggunaan sarana air bersih di Indonesia dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat.

English Translation

Wonogiri: President Susilo Bambang Yudhoyono reminded the community in order to stay thrifty in the use of water because of the availability of clean water increasingly decreased.

"Stay thrifty made use of water, should not let water was thrown away no use, don't be superfluous," said President Yudhoyono in the appointment of the use of clean water means in Indonesia in increasing populist economics in the Wonogiri Regency, Central Java, on Friday.


Pada acara itu, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyerahkan sarana air bersih kepada 52 kabupaten di seluruh Indonesia yang kekurangan air, yang secara simbolis diterima oleh lima bupati masing-masing Bupati Wonogiri (Jawa Tengah), Bupati Pacitan (Jawa Timur), Bupati Padang Pariaman (Sumatera Barat), Bupati Belu (Nusa Tenggara Timur), dan Bupati Ponali (Sulawesi Tenggara).

Presiden Yudhoyono menyebutkan bahwa potensi air di Indonesia saat ini adalah 515 miliyar kubik per tahun dari 421 cekungan air yang tersebar di seluruh Indonesia. "Namun penyebaran air bersih di Indonesia tidaklah merata, sehingga banyak daerah yang mengalami kekurangan air bersih," katanya.

Ia menyebutkan banyak penduduk di pedesaan yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan air bersih. Begitu pula di daerah perkotaan, banyak air yang sudah kotor karena tercemar polusi.

"Kelangkaan air bersih mulai dirasakan. Saya sering turun ke daerah-daerah yang kekurangan air bersih. Air mungkin saja ada, tetapi kotor dan tercemar polusi, sehingga tidak sehat untuk mencuci, masak, atau minum," kata presiden. "Dengan kondisi seperti itu, sering kali dilakukan upaya penjernihan, tetapi memakan biaya yang tidak sedikit."

Itu sebabnya presiden menyarankan agar berhemat air, dan jangan sampai lalai memelihara ketersediaan air, agar tidak terjadi malapetaka. "Tidak ada satu pun makhluk hidup yang bisa bertahan hidup tanpa air," katanya mengingatkan.

Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 27 tahun 2004, tentang sumber daya air, negara wajib memenuhi hak-hak rakyat akan tersedianya air bersih. Namun menurut presiden, upaya pemerintah dalam penyediaan air masih jauh dari harapan.

Dia menyebutkan Depertemen ESDM dan Pekerjaan Umum (PU) pada tahun 2004 telah membangun 58 sarana air bersih, dan pada tahun 2005 ditargetkan akan membangun 26 sarana air bersih.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM menyebutkan banyak penduduk yang saat ini harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk pendapat sepikul air dan kalaupun membeli harganya sangatlah mahal.

Menteri mencontohkan, demi 1 tangki air ada masyarakat yang harus membayar Rp8-16 ribu/meter kubik.

Dia menegaskan, kini tercatat 900 desa yang memiliki kesulitan akses air bersih di seluruh Indonesia.

Usai acara peresmian, presiden dan rombongan menunaikan sholat Jumat di Masjid Taqwa, Kabupaten Wonogiri, dilanjutkan dengan meninjau sarana air bersih di Desa Eromoko, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.