Monday, July 04, 2005

Tinggi, Kebocoran PDAM Ciamis (High water losses, PDAM Ciamis)

Source: Pikiran Rakyat




Pikiran Rakyat - 28 Juni 2005

CIAMIS, (PR). Hasil audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jabar menemukan tingkat kebocoran air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ciamis, sudah jauh di atas rata-rata nasional. Kebocoran air PDAM Ciamis, sekarang mencapai 30,07 persen, sedangkan rata-rata nasional 20 persen.

Direktur Umum PDAM Ciamis, Ade Supriatna, ketika dikonfirmasi, "PR", Senin (27/6) membenarkan adanya peringatan dari BPKP Jabar soal tingkat kebocoran air PDAM Ciamis yang tinggi. Kondisi itu karena pipa penyalur air milik perusahaan ini, sudah rusak.

English Translation

Ciamis, (PR). Results of the audit that was carried out the Inspector's Body Finance and the Development (BPKP) West Java found the level of water loss belonging to the regional Company of the Drinking Water (PDAM) Ciamis, has been far above in general national. Water loss PDAM Ciamis, now reached 30,07 percent, whereas in general national 20 percent.

The Director was General PDAM Ciamis, Ade Supriatna, when dikonfirmasi, "PR", Monday (27/6) justified the existence of the warning from BPKP West Java the matter of the level of water loss of PDAM Ciamis that high. The condition because of the distributor's pipe of water belonging to this company, has been broken.


BPKP Jabar beberapa waktu lalu melakukan audit di perusahaan ini. Salah satu catatannya adalah masalah kebocoran air. Namun, Ade membantah kalau ada kebocoran keuangan, sebagaimana isu berkembang. "Kalau keuangannya, tidak ada. Tapi, dalam masalah kebocoran air," katanya.

Ada beberapa alasan, kenapa tingkat kebocoran air masih tinggi. "Selain pipa sudah rusak, ada 548 pencatat meteran milik pelanggan sudah rusak. Sehingga, tidak bisa terdeteksi berapa air yang digunakan pelanggan. Namun, untuk kerusakannya, sudah kita ganti sebanyak 500 buah. Diharapkan, bisa menekan angka kebocoran hingga dua persen," jelas Ade didampingi anggota Badan Pengawas PDAM, Koko Komarudin.

Koko menambahkan, masalah tingkat kebocoran air sudah lama menjadi catatan badan pengawas. Termasuk, dalam memori akhir masa jabatan badan pengawas, masalah kebocoran, harus segera ditangani dengan sebaik-baiknya.

"Di samping perbaikan sarana fisik yang rusak, juga mental pencatat penggunaan air ke pelanggan. Mental mereka juga harus benar-benar baik, yaitu jujur. Sehingga, tidak muncul main mata antara pelanggan dan pencatat untuk mengurangi penggunaan air," katanya.

"Kalau saja kebocoran itu bisa ditekan hingga 10%, bisa menambah 2.000 pelanggan. Atau dengan sendirinya, akan bisa mendapatkan tambahan penghasilan rata-rata Rp 60 juta dari pelanggan setiap bulannya," tegas Koko Komarudin.

Direktur Umum Ade Supriatna mengatakan penanganan kebocoran ini sangat sulit untuk diperbaiki. Alasannya, pipa utama yang ada yaitu pipa yang terbuat dari asbes. Sekarang pabrik yang membuat pipa seperti itu sudah tidak ada lagi sehingga jika terjadi kebocoran sulit diperbaiki. Kalaupun ditangani, hasilnya tidak maksimal.