Tuesday, April 20, 2004

PDAM Baru Layani 53% Pelanggannya (PDAM serves just 53% of customers)

Source: Pikiran Rakyat




BANDUNG, (PR).-
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung baru dapat melayani 53% pelanggan atau masih di bawah standar nasional sebesar 80%. Untuk itu, PDAM akan melakukan upaya penambahan debit air antara lain melalui pemanfaatan sumber air baku tambahan dan air limpasan (overflow).

Adanya potensi air limpasan untuk menambah debit PDAM Kota Bandung itu diketahui ketika Wali Kota Dada Rosada dan sejumlah kepala dinas melakukan peninjauan antara lain ke mata air Ciwangun, Rabu (19/5). Limpasan dari mata air itu dipergunakan warga sekitar untuk mengairi sawah dan memenuhi keperluan sehari-hari. ”Kami akan mengalokasikan anggaran untuk memasang pipa-pipa agar overflow itu bisa dimanfaatkan untuk menambah debit air,” kata Dada.

English Translation

BANDUNG,PR - the Company of the Area of the Drinking Water (PDAM) the Bandung City just could serve 53% the customer or still under the national standard as big as 80%. So PDAM will carry out efforts of the increase in the water debit in part through the standard utilisation of the source of water of the addition and run-off water (overflow).

The existence of the potential for run-off water to increase the debit PDAM the Bandung City was known when the Rosada Mayor and several section heads of the Chest carried out the survey in part to the Ciwangun spring, on Wednesday (19/5). The run-off was from the spring utilised by the citizen around to irrigate the paddy-field and filled the everyday need. ”Kami will allocate the budget to install pipes so that overflow that could be made use of to increase the debit air,” said Dada.


Sementara itu, Direktur PDAM M. Budiman mengatakan, dari mata air Cigentur, Ciwangun, Cilaki, Cisaladah, dan Cikaruik yang seluruh debitnya sebesar 300 liter/detik, yang masuk ke Reservoir XI di Jln. Sersan Bajuri baru 190 lt/det. ”Jadi, masih terdapat overflow yang dapat dimanfaatkan untuk penambahan debit sebesar 110 lt/det. Dengan penambahan debit, diharapkan pendistribusian air bersih ke Kel. Isola, Ledeng, Gerlong, Sukarasa, Sarijadi, Sukawarna, Sukagalih, dan Cipedes akan lebih optimal.”

Penambahan debit akan termasuk 40 lt/det dari mata air Ciwangun yang akan segera dimanfaatkan dalam dua bulan mendatang. Dari sekira 140 lt/det overflow yang terjadi di sana, 100 lt/det lainnya dialokasikan untuk kebutuhan warga setempat.

Disebutkan pula, dana sekira Rp 300 juta sudah dianggarkan untuk memanfaatkan overflow mata air Ciwangun yang kini masih dalam tahap perencanaan. Rencananya, air akan ditarik dengan pipa sepanjang tiga kilometer menuju tempat penampungan Sukawana. ”Debit air yang akan ditarik sudah maksimal karena kita tetap harus memperhitungkan kebutuhan warga setempat,” kata M. Budiman.

Jauh dari standar

Saat ini, tingkat pelayanan PDAM Kota Bandung dengan debit air sekira 2.500 lt/det baru mencapai sekira 53% dengan sistem pendistribusian air secara bergiliran. Dengan penambahan sumber air, diharapkan dapat mengurangi sistem bergiliran sehingga pelayanan bisa lebih optimal. ”Untuk pelayanan optimal bagi pelanggan yang ada sekarang, kita setidaknya memerlukan 5.000 - 6.000 lt/det debit air,” ujar M. Budiman.

Pihaknya akan terus mengarahkan target pencapaian layanan sesuai standar nasional yaitu 80% antara lain melalui projek jangka panjang yaitu Dago Bengkok dan bendungan Gedebage. ”Kalau penambahan itu sudah berjalan, minimal 70% layanan bagi masyarakat bisa ter-cover,” katanya.

Read more!(Selengkapnya)

Tuesday, April 06, 2004

Bank Dunia Beri Pinjaman Rp980 Miliar kepada PDAM (The World Bank to give Rp980 billion loan to PDAM)

Source: Media Indonesia Online: "Bank Dunia Beri Pinjaman Rp980 Miliar kepada PDAM



JAKARTA (Media) : Bank Dunia akan memberikan pinjaman Rp980 miliar untuk membiayai peningkatan kualitas air minum yang dikelola oleh beberapa perusahaan air minum di Indonesia. Secara teoritis, dibutuhkan dana investasi air minum Rp5 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan.

Menurut Ketua Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Ridwan Syahputra Musageni, kebutuhan investasi untuk menjangkau sekitar 80% wilayah di Indonesia mencapai Rp50 triliun hingga 10 tahun ke depan. Investasi itu diperlukan untuk membiayai perbaikan infrastruktur yang telah membutuhkan perbaikan. Selain itu juga untuk memperluas cakupan wilayah yang akan dilayani.

English Translation

Jakarta (Media): the world Bank will give the loan Rp980 billion to finance the increase in the quality of the drinking water that was carried out by several drinking water companies in Indonesia. Theoretically, was needed the fund of drinking water investment Rp5 trillion per the year during 10 years in the future.

According to all the Indonesian Chairman of the Drinking Water Company (Perpamsi) Ridwan Syahputra Musageni, the requirement for investment to reach out around 80% the territory in Indonesia reached Rp50 trillion till 10 years in the future. The investment was needed to finance the improvement of the infrastructure that needed the improvement. Moreover also to widen the territory scope that will be served.


'Kami sangat menghargai komitmen bantuan yang diberikan Bank Dunia untuk pengembangan air minum dan sanitasi di Indonesia. Terus terang kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang masih kesulitan pendanaan membuat proyek peningkatan mutu air tidak bisa dilakukan oleh PDAM sendiri,' jelas Ridwan kepada Media, kemarin.
Pinjaman itu akan diberikan kepada tujuh PDAM yang ada di Makassar, Pontianak, Banjarmasin, Kendari, Cirebon, Lebak, dan Jambi.

Setiap tahunnya, pihak PDAM hanya bisa menyisihkan dana untuk investasi sebesar Rp230 miliar. Jumlah ini jauh lebih kecil dari kebutuhan dana yang mencapai Rp5 triliun per tahun.
Adapun kontribusi pemerintah saat ini masih rendah terhadap kebutuhan investasi di perusahaan air minum. Ini terlihat dari belum dilakukannya restrukturisasi terhadap utang PDAM seluruh Indonesia yang berjumlah Rp5,3 triliun. Padahal, bila utang itu belum direstrukturisasi maka tidak akan ada investor yang mau menanamkan modalnya di PDAM.
'Pemerintah bersedia mengeluarkan uang yang lebih besar buat sektor perbankan. Tetapi, untuk mengurusi utang PDAM saja tidak terealisa"

Read more!(Selengkapnya)